Minggu, 24 April 2011

Lulusan SMA Tak Bisa Jadi CPNS

Lulusan SMA Tak Bisa Jadi CPNS

Jakarta - Kesempatan lulusan SMA dan sederajat mengikuti seleksi penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) kini tertutup. Badan Kepegawaian Negara (BKN) sudah mengeluarkan kebijakan, minimal peserta seleksi CPNS adalah lulusan Diploma III (D-III).
Seleksi CPNS tahun ini dijadwalkan digelar September. Saat ini BKN dan Kementrian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN dan RB) terus menerima permohonan kebutuhan CPNS dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD) seluruh Indonesia.
Kepala Bagian Humas BKN Tumpak Hutabarat menjelaskan pembatasan perekrutan tersebut sudah dikaji." Tinggal dijalankan," tandasnya di Jakarta kemarin (19/4). Sebagai pemanasan, pembatasan tersebut dilakukan dulu di Pulau Jawa dan Sumatera. Di Indonesia bagian timur hal itu belum bisa diterapkan.
Tumpat mengatakan, diantara beberapa pengajuan kebutuhan CPNS dari BKD yang masuk ke BKN, masih ada daerah-daerah di Pulau Jawa dan Sumatera yang mengajukan jatah PNS untuk pelamar berijasah SMA dan sederajat. Posisi yang disediakan, antara lain untuk tenaga sopir, kebersihan, dan sebagian tenaga administrasi.
Setelah keluarnya aturan pembatasan tersebut, BKN menetapkan tidak menyetujui permintaan tersebut. Dia mengatakan, aturan pembatasan tersebut didasari banyaknya pegawai honorer yang berijasah SMA. Tumpak menjelaskan, jika seleksi CPNS saat ini masih membuka lowongan untuk lulusan SMA dan sederajat, jumlah honorer lulusan SMA tidak akan pernah tuntas

Minggu, 10 April 2011

ANALISIS MUTU PANGAN SECARA MIKROBIOLOGI,KIMIA FISIKA

ANALISIS MUTU PANGAN SECARA MIKROBIOLOGI,KIMIA FISIKA

Analisa Mikrobiologi
Analisa mikrobiologi merupakan analisa baik bahan baku (air) maupun bahan kemas terhadap mikroorganisme patogen yang bersifat racun dan apabila dibiarkan berada dalam produk dapat memberi pengaruh buruk untuk kesehatan tubuh.Analisa mikrobiologi meliputi :
a. Analisa TPC ( Total Plate Count )
Analisa ini merupakan analisa kuantitatif , yaitu menghitung jumlah koloni yang tumbuh. Media yang digunakan adalah Nutrient Agar Broth (NAB). Sample yamg diujikan antara lain wadah kosong, air pembilas, kualitas udara, dan produk jadi.
Pada air baku ( BT ), botol kosong, botol kosomg gallon, cup kosong, air pembilas, riser botol, rinser gallon, recycle water, dan produk jadi. Metode yang digunakan adalah metode tuang langsung. Sedangkan pada cap gallon, cap screw, dan lid menggunakan metode swab test. Pada analisa kualitas udara tidak menggunakan metode tuang maupun metode swab test, melainkan metode dengan meletakkan media yang sudah terdapat pada petridish dan diletakkan pada ruang filling dengan petridish terbuka.
Untuk sample yang berupa produk jadi botol dan gallon harus didiamkan selama 2 hari sebelum dilakukan analisa, dengan tujuan menghilangkan ozon. Apabila masih terdapat ozon, maka mikroba tidak dapat tumbuh.
Untuk sample Air Baku ( BT ) dan produk jadi dilakukan analisa TPC harian. Begitu juga pada wadah kosong, air pembilas, dan kualitas udara. Adapun yang analisa TPC mingguan ( produk setelah 5 hari ) yang dilakukan hanya pada produk jadi, sebab puncaknya mikroba akan tumbuh pesat pada waktu setelah 5 hari. Masa inkubasi untuk analisa ini adalah 24 jam.
b. Analisa Coliform ( E.Coli )
Analisa Coliform merupakan analisa kuantitatif yaitu dengan indikasi jika hasil analisa positif maka ditandai dengan bintik merah hati pada media dan bernilai negatif bila tidak terdapat bintik merah hati. Media yang digunakan adalah Violet Red Blue ( VRB ), dengan metode yang digunakan adalah metode filtrasi dengan sample yang diujikan adalah Air Baku, produk jadi dan air pembilas. Analisa ini dilakukan setiap hari sedangkan pada kualitas ruangan dilakukan anlisa E.Coli 1 minggu sekali tanpa metode filtrasi melainkan media dengan keadaan terbuka. Tujuan analisa E.Coli adalah untuk mengetahui ada tidaknya E.Coli pada air. Dimana bakteri E.Coli penyebab penyakit diare. Masa inkubasi adalah 24 jam.
c. Analisa Pseudomonas aeroginosa ( PA )
Analisa merupakan analisa kuantitatif, jika positif maka ditandai dengan koloni berwarna hijau-kebiruan pada membran, bernilai negatif jika ditandai warna pada membran. Media yang digunakan adalah Cetrimite Agar Base ( CAB ). Metode yang digunakan adalah metode filtrasi dengan sample yang diujikan adalah produk jadi botol, gallon, cup. Analisa ini dilakukan seminggu sekali. Masa inkubasi analisa ani adalah 24 jam.
d. Analisa Salmonella
Analisa Salmonella merupakan analisa kuantitatif , jika hasil analisa positif maka ditandai dengan bintik hitam yang menyerupai mata ikan pada membran. Media yang digunakan adalah Bismuth Sulfit Agar ( BSA ). Metode yang digunakan adalah metode filtrasi dengan titik sample produk jadi tidaknya bakteri Salmonella yang dapat mengganggu saluran pencernaan. Masa inkubasi untuk analisa ini adalah 3x24jam.
e. Analisa Yeast dan Mold ( YM )
Analisa YM merupakan analisa kuantitatif dengan menghitung jumlah koloni yang tumbuh. Media yang digunakan adalah Potato Dextro Agar (PDA). Metode yang digunakan adalah metode filtrasi dengan sample yang diujikan adalah produk jadi (botol,cup dan gallon) dan wadah kosong (botol kosong, botol gallon kosong dan cup kosong), sedangkan pada cap gallon, cap srew, dan lid dari ruang filling dilakukan dengan metode swab test. Untuk kualitas udara ruangan dengan membiarkan media diruangan dengan terbuka. Masa inkubasi analisa ini adalah 2×24 jam.

Analisa Water Treatment
Air yang diperoleh dari sumur akan disalurkan melalui pipa ke dalam sebuah tangki penampung yang disebut Raw Water Tank. Dari penampung akan dilakukan penyaringan, kemudian melalui proses ozonisai dan ditampung kembali pada Buffer Tank. Pada tiap-tiap proses, akan mengalami perubahan-perubahan fisika maupun kimia, selain dilikukan analisa mikro, juga dilakukan analisa fisika kimia. Analisa ini bertujuan untuk mempertahankan mutu bahan/air baku dan mengetahui penyimpangan-penyimpanganyang terjadi sehingga dapat segera diketahui.

Uji Bau,Rasa, Warna
Pengujian bau, rasa dan warna dilakukan secara organoleptis yaitu dengan panca indera, anatara lain indera pembau, indera perasa (pengecap) dan indera penglihatan. Pengujian ini dilakukan tiap 1 jam sekali pada tiap shift. Tujuannya bila terdapat penyimpangan dapat segera diketahui dan produksi dapat segera dihentikan, sehingga tidak banyak produk yang terbuang sia-sia.

Turbidity
Turbidity adalah uji kekeruhan dengan satuan NTU (nepeople turbidity unit). Alat yang dligunakan adalah turbiditimeter. Alat ini bekerja berdasarkan pancaran cahaya yang dapat ditembus dalam media air. Semakin banyak cahaya yang terpantul atau menyebar semakin tinggi nilai turbiditynya, maka nilai atau kualitas air jelek karena cahaya yang dipancarkan terhalang oleh kotoran.

Test pH ( Keasaman )
Air yang normal mempunyai pH netral, atau antara 6,5-8,5 untuk standar AMDK. Bila pH air kurang atau berlebih maka perlu dilakukan penetralan. Pengujian pH menggunakan pH meter.

Conductivity Dan TDS ( Total Dissolve Solid )
Conductivity merupakan pengujian untuk mengetahui kemampuan air menghantarkan listrik. Dalam air terdapat ion-ion yang dapat menghantarkan listrik, maksimal jumlah ion yang ada dalam air adalah 300 ms. Alat ukur conductivity adalah conductometer.

Sedimentasi
Merupakan pengujian untuk mengetahui ada tidaknya kotoran dalam air. Kotoran tersebut berupa serat, kerikil, tanah, lumpur, akar-akar tanaman. Analisa sedimen meliputi rinse water, buffer tank dan produk. Analisa menggunakan filter holder yang digerakan dengan motor listrik, yang kotoranya akan ditampung oleh membran filter.

Test ozon
Ozon yang telah dicampurkan ke air harus ditentukan jumlahnya, sebelum dialirkan kepipa ruang filling. Ozon yang dicampurkan pada air bila terlalu banyak akan menjadi racun atau meracuni produk dan menimbulkan rasa yang pahit pada produk. Ozon yang terlalu besar juga akan menggangu kerja dari operator mesin, walaupun sudah memakai kelengkapan kerja, ozon masih dapat terhirup. Maka dari itu BPOM telah menetapkan jumlah ozon dalam AMDK adalah sebesar maksimal 0,4 ppm. Alat unuk menguji kadar ozon disebut colourimeter

Uji Nitrit ( NO2 )
Nitrit (NO2) merupakan suatu senyawa yang dapat mencemari dari produk bila tercampur dengan bahan. Uji nitrit merupakan pengujian untuk mengetahui cemaran ( mikroorganisme ). Metode pengujianya adalah colourimeter. Reagen yang digunakan adalah NO2-AN.

Uji Iron ( Fe )
Merupakan pengujian untuk mengetahui kadar Fe dalam air, dengan satuan ppm. Metode pengujianya adalah colourimeter. Reagenn yang dipakai adalah Fe-AN. Frekuensi pengujianya adalah sehari sekali.

Uji Tekan
Uji tekan merupakan pengujian untuk mengetahui daya lekat Lid pada bibir cup. Pengujianya menggunakan pressure electric yang bekerja secara otomatis. Alat ini bekerja dengan tekanan 3,5 bar selama 20 detik. Frekuensi pengujianya setiap jam.

Drop Test
Merupakan uji ketahanan pada produk cup terhadap tenaga mekanis, seperti benturan.

Menghitung konsentrsi detergent
% detergent = ( N HCl x V titrasi ) x 100 %
Frekuensi pengujian tiap 2 jam sekali. Cleaning dan Sanitasi ( QC Sanitasi )
Cleaning dan sanitasi merupakan suatu tindakan atau usaha untuk meminimalis pertumbuhan mikroba dalam ruang filling dan alat produksi sehingga ruang dan alat tetap terjaga kebesihannya dan kesterilannya. Peralatan yang digunakan untuk cleaning dan sanitasi adalah sikat plastik, sikat logam, kertas gosok halus, timba plastik, lap kain, sikat kecil, ( sikat gigi ). Bahan kimia yang digunakan adalah horolith, XY-12, vortex, asepto, teepol, drathon 16. Cleaning dan sanitasi dilakukan oleh crew Qc sanitasi dengan menggunakan peralatan lengkap yaitu masker, tutup kepala ( hairnet ), sepatu karet dan sarung tangan.

ANALISIS MUTU PANGAN SECARA MIKROBIOLOGI,KIMIA FISIKA

ANALISIS MUTU PANGAN SECARA MIKROBIOLOGI,KIMIA FISIKA

Analisa Mikrobiologi
Analisa mikrobiologi merupakan analisa baik bahan baku (air) maupun bahan kemas terhadap mikroorganisme patogen yang bersifat racun dan apabila dibiarkan berada dalam produk dapat memberi pengaruh buruk untuk kesehatan tubuh.Analisa mikrobiologi meliputi :
a. Analisa TPC ( Total Plate Count )
Analisa ini merupakan analisa kuantitatif , yaitu menghitung jumlah koloni yang tumbuh. Media yang digunakan adalah Nutrient Agar Broth (NAB). Sample yamg diujikan antara lain wadah kosong, air pembilas, kualitas udara, dan produk jadi.
Pada air baku ( BT ), botol kosong, botol kosomg gallon, cup kosong, air pembilas, riser botol, rinser gallon, recycle water, dan produk jadi. Metode yang digunakan adalah metode tuang langsung. Sedangkan pada cap gallon, cap screw, dan lid menggunakan metode swab test. Pada analisa kualitas udara tidak menggunakan metode tuang maupun metode swab test, melainkan metode dengan meletakkan media yang sudah terdapat pada petridish dan diletakkan pada ruang filling dengan petridish terbuka.
Untuk sample yang berupa produk jadi botol dan gallon harus didiamkan selama 2 hari sebelum dilakukan analisa, dengan tujuan menghilangkan ozon. Apabila masih terdapat ozon, maka mikroba tidak dapat tumbuh.
Untuk sample Air Baku ( BT ) dan produk jadi dilakukan analisa TPC harian. Begitu juga pada wadah kosong, air pembilas, dan kualitas udara. Adapun yang analisa TPC mingguan ( produk setelah 5 hari ) yang dilakukan hanya pada produk jadi, sebab puncaknya mikroba akan tumbuh pesat pada waktu setelah 5 hari. Masa inkubasi untuk analisa ini adalah 24 jam.
b. Analisa Coliform ( E.Coli )
Analisa Coliform merupakan analisa kuantitatif yaitu dengan indikasi jika hasil analisa positif maka ditandai dengan bintik merah hati pada media dan bernilai negatif bila tidak terdapat bintik merah hati. Media yang digunakan adalah Violet Red Blue ( VRB ), dengan metode yang digunakan adalah metode filtrasi dengan sample yang diujikan adalah Air Baku, produk jadi dan air pembilas. Analisa ini dilakukan setiap hari sedangkan pada kualitas ruangan dilakukan anlisa E.Coli 1 minggu sekali tanpa metode filtrasi melainkan media dengan keadaan terbuka. Tujuan analisa E.Coli adalah untuk mengetahui ada tidaknya E.Coli pada air. Dimana bakteri E.Coli penyebab penyakit diare. Masa inkubasi adalah 24 jam.
c. Analisa Pseudomonas aeroginosa ( PA )
Analisa merupakan analisa kuantitatif, jika positif maka ditandai dengan koloni berwarna hijau-kebiruan pada membran, bernilai negatif jika ditandai warna pada membran. Media yang digunakan adalah Cetrimite Agar Base ( CAB ). Metode yang digunakan adalah metode filtrasi dengan sample yang diujikan adalah produk jadi botol, gallon, cup. Analisa ini dilakukan seminggu sekali. Masa inkubasi analisa ani adalah 24 jam.
d. Analisa Salmonella
Analisa Salmonella merupakan analisa kuantitatif , jika hasil analisa positif maka ditandai dengan bintik hitam yang menyerupai mata ikan pada membran. Media yang digunakan adalah Bismuth Sulfit Agar ( BSA ). Metode yang digunakan adalah metode filtrasi dengan titik sample produk jadi tidaknya bakteri Salmonella yang dapat mengganggu saluran pencernaan. Masa inkubasi untuk analisa ini adalah 3x24jam.
e. Analisa Yeast dan Mold ( YM )
Analisa YM merupakan analisa kuantitatif dengan menghitung jumlah koloni yang tumbuh. Media yang digunakan adalah Potato Dextro Agar (PDA). Metode yang digunakan adalah metode filtrasi dengan sample yang diujikan adalah produk jadi (botol,cup dan gallon) dan wadah kosong (botol kosong, botol gallon kosong dan cup kosong), sedangkan pada cap gallon, cap srew, dan lid dari ruang filling dilakukan dengan metode swab test. Untuk kualitas udara ruangan dengan membiarkan media diruangan dengan terbuka. Masa inkubasi analisa ini adalah 2×24 jam.

Analisa Water Treatment
Air yang diperoleh dari sumur akan disalurkan melalui pipa ke dalam sebuah tangki penampung yang disebut Raw Water Tank. Dari penampung akan dilakukan penyaringan, kemudian melalui proses ozonisai dan ditampung kembali pada Buffer Tank. Pada tiap-tiap proses, akan mengalami perubahan-perubahan fisika maupun kimia, selain dilikukan analisa mikro, juga dilakukan analisa fisika kimia. Analisa ini bertujuan untuk mempertahankan mutu bahan/air baku dan mengetahui penyimpangan-penyimpanganyang terjadi sehingga dapat segera diketahui.

Uji Bau,Rasa, Warna
Pengujian bau, rasa dan warna dilakukan secara organoleptis yaitu dengan panca indera, anatara lain indera pembau, indera perasa (pengecap) dan indera penglihatan. Pengujian ini dilakukan tiap 1 jam sekali pada tiap shift. Tujuannya bila terdapat penyimpangan dapat segera diketahui dan produksi dapat segera dihentikan, sehingga tidak banyak produk yang terbuang sia-sia.

Turbidity
Turbidity adalah uji kekeruhan dengan satuan NTU (nepeople turbidity unit). Alat yang dligunakan adalah turbiditimeter. Alat ini bekerja berdasarkan pancaran cahaya yang dapat ditembus dalam media air. Semakin banyak cahaya yang terpantul atau menyebar semakin tinggi nilai turbiditynya, maka nilai atau kualitas air jelek karena cahaya yang dipancarkan terhalang oleh kotoran.

Test pH ( Keasaman )
Air yang normal mempunyai pH netral, atau antara 6,5-8,5 untuk standar AMDK. Bila pH air kurang atau berlebih maka perlu dilakukan penetralan. Pengujian pH menggunakan pH meter.

Conductivity Dan TDS ( Total Dissolve Solid )
Conductivity merupakan pengujian untuk mengetahui kemampuan air menghantarkan listrik. Dalam air terdapat ion-ion yang dapat menghantarkan listrik, maksimal jumlah ion yang ada dalam air adalah 300 ms. Alat ukur conductivity adalah conductometer.

Sedimentasi
Merupakan pengujian untuk mengetahui ada tidaknya kotoran dalam air. Kotoran tersebut berupa serat, kerikil, tanah, lumpur, akar-akar tanaman. Analisa sedimen meliputi rinse water, buffer tank dan produk. Analisa menggunakan filter holder yang digerakan dengan motor listrik, yang kotoranya akan ditampung oleh membran filter.

Test ozon
Ozon yang telah dicampurkan ke air harus ditentukan jumlahnya, sebelum dialirkan kepipa ruang filling. Ozon yang dicampurkan pada air bila terlalu banyak akan menjadi racun atau meracuni produk dan menimbulkan rasa yang pahit pada produk. Ozon yang terlalu besar juga akan menggangu kerja dari operator mesin, walaupun sudah memakai kelengkapan kerja, ozon masih dapat terhirup. Maka dari itu BPOM telah menetapkan jumlah ozon dalam AMDK adalah sebesar maksimal 0,4 ppm. Alat unuk menguji kadar ozon disebut colourimeter

Uji Nitrit ( NO2 )
Nitrit (NO2) merupakan suatu senyawa yang dapat mencemari dari produk bila tercampur dengan bahan. Uji nitrit merupakan pengujian untuk mengetahui cemaran ( mikroorganisme ). Metode pengujianya adalah colourimeter. Reagen yang digunakan adalah NO2-AN.

Uji Iron ( Fe )
Merupakan pengujian untuk mengetahui kadar Fe dalam air, dengan satuan ppm. Metode pengujianya adalah colourimeter. Reagenn yang dipakai adalah Fe-AN. Frekuensi pengujianya adalah sehari sekali.

Uji Tekan
Uji tekan merupakan pengujian untuk mengetahui daya lekat Lid pada bibir cup. Pengujianya menggunakan pressure electric yang bekerja secara otomatis. Alat ini bekerja dengan tekanan 3,5 bar selama 20 detik. Frekuensi pengujianya setiap jam.

Drop Test
Merupakan uji ketahanan pada produk cup terhadap tenaga mekanis, seperti benturan.

Menghitung konsentrsi detergent
% detergent = ( N HCl x V titrasi ) x 100 %
Frekuensi pengujian tiap 2 jam sekali. Cleaning dan Sanitasi ( QC Sanitasi )
Cleaning dan sanitasi merupakan suatu tindakan atau usaha untuk meminimalis pertumbuhan mikroba dalam ruang filling dan alat produksi sehingga ruang dan alat tetap terjaga kebesihannya dan kesterilannya. Peralatan yang digunakan untuk cleaning dan sanitasi adalah sikat plastik, sikat logam, kertas gosok halus, timba plastik, lap kain, sikat kecil, ( sikat gigi ). Bahan kimia yang digunakan adalah horolith, XY-12, vortex, asepto, teepol, drathon 16. Cleaning dan sanitasi dilakukan oleh crew Qc sanitasi dengan menggunakan peralatan lengkap yaitu masker, tutup kepala ( hairnet ), sepatu karet dan sarung tangan.

Minggu, 03 April 2011

Bensol/Avgas

BENSOL/AVGAS

DOPING HEMAT RISIKO TINGGI
Bensol atau sering disebut avgas (aviation gas) banyak dipakai buat bahan bakar mobil. Khususnya oleh pehobi ngebut yang memakai mesin modifikasi. Namun awas ! Memakainya harus siap dengan resiko yang muncul.
Bahkan jika diperlakukan sembarangan, ledakan dan kobaran api yang timbul akan sulit dipadamkan.

TIMBEL TINGGI
Pemodifikasi mobil kompetisi akrab dengan bensol do mobil modifikasi mereka. Bansol dianggap paket hemat doping. Maklum, nilai oktannya tinggi (120) dan harganya lebih murah dari racing fuel. Meski tak ada patokan pasti, 1 liter bensol dihargai sekitar Rp. 5000 (pasaran Jakarta).
Namun tak semua mesin ‘kencang’ akan meksimal jika memakai bensol. “Jika rasio kompresi mesin masih di bawah 11, hasilnya tak akan maksimal, bahkan tenaganya jadi turun, sebut Taqwa Suryo Swasono, tuner dari bengkel Garden Speed.
Menurut pria yang bermarkas di daerah Cilandak, Jaksel ini, bensol perlu tekanan tinggi di silinder mesin untuk bias meledak. “Jika tekanannya kurang, bensol akan sulit meledak.” Dengan kata lain, mesin berasio kompresi dibawah 11 akan lebih efektif memakai bensin biasa (Pertamax Plus, Pertamax, atau Premium TT). Jika pakai bensol, performanya bakal menurun.
Meski efektif dipakai di mesin berasio kompresi tinggi, bensol punya efek samping. “Kandungan timbelnya banyak, sehingga jika dipakai dalam jangka waktu lama akan menimbulkan kerak di dalam mesin,” sebut Taqwa yang juga aktif di kegiatan olahraga dirgantara.
Oleh sebab itu, bensol hanya dipakai di mesin pesawat terbang baling-baling (propeller). “Itupun secara rutin memakai semacam aditif untuk mengikis kerak akibat timbel.” Sedangkan pesawat bermesin jet (turbin) memakai avtur/kerosene.
Kandungan timbel ini kontan membuat kadar kalori bensol lebih tinggi dari bensin biasa. Daya ledaknya jadi lebih kuat. “Kandungan oksigen bensol juga sangat besar untuk mengantisipasi menipisnya oksigen di ketinggian langit.”
Kadar oksigen yang lebih tinggi dari bensin biasa membuat bensol kerap dipakai di dunia balap, terutama mesin karburator. “Setting karburatornya lebih mudah.”komentar David Ahie, bos Top Speed di kawasan Kedoya, Jakbar. Maklum, karburator lebih sensitive terhadap perubahan udara disbanding mesin injeksi.
Namun, oksigen tinggi juga bias membahayakan. Jika sampai terbakar, otomatis akan menghasilkan kobaran api lebih dahsyat dan sulit dipadamkan. “Jika terbakar paling efektif segera ditutup kain agar kadar karbon meningkat dan oksigennya habis, utur Taqwa. Jangan semprot memakai air karena akan menambah kadar oksigen.
Hati-hati pula saat mengisi tangki bensin mobil anda memakai Bensol. Daya ledak tinggi membuatnya sangat sensitive terhadap api. Manfaatkan corong plastic, jangan pakai yang berbahan logam karena mampu menimbulkan percikan api saat beradu dengan mulut lubang pengisian.

Higiene dan Sanitasi pada Makanan

Higiene dan Sanitasi Makanan

 Quantcast
Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Menurut WHO, yang dimaksud makanan adalah : “Food include all substances, whether in a natural state or in a manufactured or preparedform, wich are part of human diet.” Batasan makanan tersebut tidak termasuk air, obat-obatan dan substansi-substansi yang diperlukan untuk tujuan pengobatan.
Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan tersebut layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, diantaranya :
1. Berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki
2. Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan selanjutnya.
3. Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari pengaruh enzym, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan kerusakan-kerusakan karena tekanan, pemasakan dan pengeringan.
4. Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang dihantarkan oleh makanan (food borne illness).
Higiene dan Sanitasi
Pengertian higiene menurut Depkes adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu subyeknya. Misalnya mencuci tangan untuk melindungi kebersihan tangan, cuci piring untuk melindungi kebersihan piring, membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan.
Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat menganggu atau memasak kesehatan, mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat atau konsumen. Sanitasi makanan ini bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemurnian makanan, mencegah konsumen dari penyakit, mencegah penjualan makanan yang akan merugikan pembeli. mengurangi kerusakan / pemborosan makanan. Dalam pengelolaan makanan ada 6 prinsip yang harus di perhatikan yaitu:
food_in_ring
Keadaan bahan makanan
Semua jeis bahan makanan perlu mendapat perhatian secara fisik serta kesegarannya terjamin, terutama bahan-bahan makanan yang mudah membusuk atau rusak seperti daging, ikan, susu, telor, makanan dalam kaleng, buah, dsb. Baham makanan yang baik kadang kala tidak mudah kita temui, karena jaringan perjalanan makanan yang begirtu panjangdan melalui jarngan perdagangan yang begitu luas. Salah satu upaya mendapatkan bahan makanan yang baika dalah menghindari penggunaan bahan makanan yang berasal dari sumber tidak jelas (liar) karena kurang dapat dipertanggung jawabkan secara kualitasnya.
Cara penyimpanan bahan makanan
Tidak semua bahan makanan yang tersedia langsung dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan makanan yang tidak segera diolah terutama untuk katering dan penyelenggaraan makanan RS perlu penyimpanan yang baik, mengingat sifat bahan makanan yang berbeda-beda dan dapat membusuk, sehingga kualitasnya dapat terjaga. Cara penyimpanan yang memenuhi syarat hgiene sanitasi makanan adalah sebagai berikut:
- Penyimpanan harus dilakukan ditempat khusus (gudang) yang bersih dan memenuhi syarat
- Barang-barang agar disusun dengan baik sehingga mudah diambil, tidak memberi kesempatan serangga atau tikus untuk bersarang, terhindar dari lalat/tikus dan untuk produk yang mudah busuk atau rusak agar disimpan pada suhu yang dingin.
Proses pengolahan
Pada proses / cara pengolahan makanan ada tiga hal yang perlu mendapat perhatian Yaitu:
1. Tempat pengolahan makanan
Tempat pengolahan makanan adalah suatu tempat dimana makanan diolah, tempat pengolahan ini sering disebut dapur. Dapur mempunyai peranan yang penting dalam proses pengolahan makanan, karena itu kebersihan dapur dan lingkungan sekitarnya harus selalu terjaga dan diperhatikan. Dapur yang baik harus memenuhi persyaratan sanitasi.
2. Tenaga pengolah makanan / Penjamah Makanan
Penjamah makanan menurut Depkes RI (2006) adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan pengangkutan sampai penyajian. Dalam proses pengolahan makanan, peran dari penjamah makanan sangatlah besar peranannya. Penjamah makanan ini mempunyai peluang untuk menularkan penyakit. Banyak infeksi yang ditularkan melalui penjamah makanan, antara lain Staphylococcus aureus ditularkan melalui hidung dan tenggorokan, kuman Clostridium perfringens, Streptococcus, Salmonella dapat ditularkan melalui kulit. Oleh sebab itu penjamah makanan harus selalu dalam keadan sehat dan terampil.
3. Cara pengolahan makanan
Cara pengolahan yang baik adalah tidak terjadinya kerusakan-kerusakan makanan sebagai akibat cara pengolahan yang salah dan mengikui kaidah atau prinsip-prinsip higiene dan sanitasi yang baik atau disebut GMP (good manufacturing practice).
Cara pengangkutan makanan yang telah masak
Pengangkutan makan dari tempat pengolahan ke tempat penyajian atau penyimpanan perlu mendapat perhatian agar tidak terjadi kontaminasi baik dari serangga, debu maupun bakteri. Wadah yang dipergunakan harus utuh, kuat dan tidak berkarat atau bocor. Pengangkutan untuk waktu yang lama harus diatur shunya dalam keadaan panas 60 C atau tetap dingi 4 C
Cara penyimpanan makanan masak
Penyimpanan makanan masak dapat digolongkan menjadi dua, yaitu tempat penyimpanan makanan pada suhu biasa dan tempat penyimpanan pada suhu dingin. Makanan yang mudah membusuk sebaiknya disimpan pada suhu dingin yaitu < 40C. Untuk makanan yang disajikan lebih dari 6 jam, disimpan dalam suhu -5 s/d -10C
Cara penyajian makanan masak
Saat penyajian makanan yang perlu diperhatikan adalah agar makanan tersebut terhindar dari pencemaran, peralatan yang digunakan dalam kondisi baik dan bersih, petugas yang menyajikan harus sopan serta senantiasa menjaga kesehatan dan kebersihan pakaiannya